Bore up kit SRP berbahan nikasil dengan diameter piston 61 mm
Maraknya peserta pada
ajang Fun Race di 2013 ini, membuat tak sedikit pecinta kecepatan
kepincut turut serta. Bahkan mampu menggoda salah satu bengkel racing di
kawasan Kebon Jeruk, Jakarta Barat, yakni Ultraspeed Racing (USR).
“Soalnya kelasnya bebas, kapasitas mesin
enggak dibatasi. Makanya iseng-iseng nyoba ikutan. Salah satunya
menurunkan Honda Vario 125 yang sudah bore up 170 cc,” tutur Freddy A.
Gautama, punggawa USR yang berlamat di Jl. Panjang No.1, Kebon Jeruk,
Jakarta Barat.
Sayangnya, lanjut Freddy, pembalap yang
menjoki Vario berkelir oranye milik USR ini terjatuh. “Jadinya belum
dapat podium. Power-nya mesin juga belum keluar semua. Mungkin next akan
disiapkan lebih matang lagi,” tambahnya.
Saat ini tenaga maksimum yang berhasil
dikail hanya di kisaran 12 dk di putaran 9 ribuan. Torsi sekitar 11 Nm.
“Saya juga heran beberapa kali dyno Vario 125 bore up jarang yang bisa
dapat di atas 12 dk,” tukas Freddy.
Vario 125 oranye ini mengaplikasi bore up
kit merek SRP berdiameter piston 61 mm. Bentuk kepala piston flat dan
blok silindernya berbahan nikasil. “Pakai bore up kit ini, kubah head
silinder tidak saya apa-apain. Rasio kompresi waktu diukur jadi 11 : 1.
Masih bisa minum Pertamax Plus,” terangnya.
Nah, biar aliran bahan bakar bisa
menyesuaikan volume silinder yang membengkak, ubahan selanjutnya kem
dicustom ulang porfilnya. “Durasi kem in dan ex dibikin 265ยบ. Saluran
masuk dan buang diporting,” timpal Opi, mekanik USR. Klep in dan ex juga
turut digedein jadi 30/25 mm. Weewww… gede gajahh!
Selain itu, injektor diganti pakai produk
SRP dengan spek semprotan 160 cc/menit. “Spek tersebut cukup buat bore
up 170 cc. Injektor ini kalau dijual paket dengan bore up kit tadi, jadi
Rp 2,4 juta,” imbuh Freddy.
Tetapi tentunya tak cukup hanya ganti
injektor saja. Untuk menipu ECU standar agar bisa memerintahkan injektor
menyemburkan bensin dengan debit yang sesuai, Freddy menjejali
piggyback berlabel Power Lab tipe MX 200.
“Piggyback ini juga bisa buka limiter
putaran mesin. ECU stand alone-nya belum ada yang bisa bikin. Karena
skubek ini pakai sistem starter magnet plus ISS (idling stop system).
Mungkin kelistrikannya agak complicated,” tukasnya sembari kasih tau
banderol piggyback tersebut berkisar Rp 2,5 juta.
Trus untuk meyalurkan hasil pembakaran,
Freddy mempercayakan saluran gas buang free flow berlabel WRX. Sementara
pada sistem penerus daya, yakni CVT, puli primer dan sekunder bawaan
motor diganti pakai produk SRP. “Rollernya pakai 8 gram rata. Sedang per
CVT pakai Kawahara untuk BeAT dengan spek 1.500 rpm,” tutur Freddy.
Sayang waktu hendak didyno ulang, mesinnya
ngambek enggak mau distart. “Soalnya sejak turun Fun Race minggu lalu,
belum dicek and ricek ulang nih. Tapi, sudah sempat coba, putaran mesin
bisa tembus sampai 12 ribu rpm,” ujarnya. (www.motorplus-online.com)