Di jagad drag bike, peranan option part kategori manual tech masih
mendominasi diaplikasi tuner, sebagai solusi untuk memaksimalkan option
part mesin orsi motor yang dianggap dapat meningkatkan performa mesin.
Hal demikian juga sebagai upaya mereka agar tetap eksis di laga drag
bike, tanpa biaya yang melambung tinggi. Hingga mampu bersaing dengan
pacuan yang berjubel part racing.
MAKSIMALKAN TORSI GASINGAN ATAS Bore up di kelas sport 4 tak 200 cc atau FFA s/d 250 cc memang mendominan diaplikasi. Mengingat basis motor di kelas ini,
rata-rata
memakai basis sport 4 tak 160 cc. Dari efek kapasitas mesin yang
meningkat itu, daun as kruk jadi memiliki peranan untuk menumpas vibra
mesin.
Dan daun as kruk Mega Pro, dianggap konsumtif buat kelas ini. Cuman untuk laga
di sport
4 tak 200 cc, stroke orsi 49,9 mm wajib digeser 6,5 mm, untuk
menghasilkan langkah 62, 9 mm. Angka stroke demikian cukup ideal saat
mengimbangi piston Tiger 63,5 mm, saat mengakumulasikan 199 cc.
Ketika
posisi big end digeser agar tak terlalu menepi pada daun as kruk, maka
lingkar luar daun as kruk bobok pakai las listrik, setebal 8 mm dan
bubut ulang, sesuai rongga crank
case.
Angka aman diameter daun as kruk dapat diplot di 107 mm - 109 mm. Cara
ini juga dimaksudkan untuk menambah bobot daun as kruk, untuk
memaksimalkan torsi melayani gasingan atas.
Untuk memperkuat
kedudukan big end, sisi kanan kiri lubang big end bobok dengan las
listrik. Prinsipnya agar mampu menopang kuat posisi big end dan tak
mudah melintir.
KETIKA DAUN AS KRUK CANGKOK CB SERIESSelain
daun as kruk Mega Pro, biasanya tuner yang berlaga di kelas ini
mengaplikasi daun as kruk berbasis CB series. Cuman, dalam pemakaian
setang piston ganti milik Tiger. Sebab, dimensi panjangnya selisih 2 mm.
Hal ini dimanfaatkan, agar saat di posisi TMB, small end stang piston
tak bentrok dengan tepi daun as kruk. Untuk mengatasi ketika stroke
standarnya kelar digeser 6,5 mm.
SKUTIK 200 CC
Lambat laun dianggap sebagai kelas bergengsi, lantaran metode korekan
cukup frontal. Itu juga hasil riset dari tuner untuk mengembangkan data
korekan yang sempat berlangsung.
Untuk piranti vital
alias
silinder cop, jarahannya biasa berlangsung pada penggantian katup.
Hasil riset terakhir, banyak mengaplikasi katup Camry atau produk ‘EE.
Untuk mengimbangi ketika kapasitas mesin naik 200 cc.
Cuman permasalahannya, bagaimana saat katup ukuran 34 mm (in) dan 28 mm (ex), dapat bertahan
lama
? Konsentrasi awal wajib dilakukan untuk menentukan sudut katup, agar
bergesernya katup dapat mempertahankan tangkai katup tetap simetris
dengan baut setelan katup.
Untuk perubahan derajat sudut katup,
idealnya rancang di 35 - 37 derajat, terhitung pada garis vertikal
tengah silinder kop. Sedang, dudukan pegas katup kembalikan ke tinggi
semula. Agar kekenyalan pegas katup seperti standarnya. Sebab, kalau
dudukan pegas katup dengan tepi silinder kop jaraknya terlalu tinggi,
pegas jadi kurang kenyal.
Dan saat melayani blok silinder bore
up, atur diameter total ruang bakar di 63,5 mm, dengan lebar squish 9 mm
dan kubah 50 mm. Sedang seteng dudukan kepala katup ketebalannya atur
di 2 mm. Agar margin katup lebih minim, sehingga dapat mengkondisikan
flow gas segar lebih bagus dan minim hambatan.
LARISNYA SUZUKI SATRIA F
Silinder kop dan blok silinder Satria-F mengalami problem baru saat
dicangkok di sport yang berlaga di kelas sport 4 tak 200 cc atau FFA s/d
250 cc. Sebab, kepala katup Satria-F terlalu kecil 22 mm (in) dan 19 mm
(ex), sehingga rpm mesin yang liar, sementara power kempos.
Untuk
menyiasati problem ini, katup penggantinya dapat memakai katup in-ex
Bajaj Pulsar DTSi 180 cc. Berdiameter 30 mm (in) dan 26 mm (ex),
pemakaian katup ini diaplikasi dengan pertimbangan diameter tangkai sama
yakni 4,5 mm. Sehingga, lapisan hardner pada permukaan tangkai katup
tetap bertahan.
Dan untuk menghindari benturan kepala katup saat
langkah over lap, kepala katup dapat digeser 2,5 derajat, dengan posisi
ujung tangkai bertahan pada posisi orsinya. Sedang bushing dudukan
tangkai katup, idealnya aplikasi dari bahan almu bronz dengan tinggi
total jadikan 81,5 mm dari 88 mm. Agar, pembesaran porting intake dan
exhaust lebih optimal.
Sedang, untuk noken as bagian ex yang
perlu dipermak. Untuk menyerasikan dengan desain noken as in. Cara yang
dapat dipakai, tambal noken as ex pada bagian nose radius dengan las
Niko Steel CN 35 atau bobok dengan umpan ring piston
mobil. Hingga bukaaannya bertambah 15 derajat – 20 derajat.
Dan
diperkirakan untuk dimensi yang dihasilkan noken ex, lebar pinggang 21
mm dan tinggi 29 mm. Sesuai dengan kontur noken as (in), yang lebar
pinggangnya 20,5 mm dan tingginya 28,8 mm.
DILEMA CC KECIL
Cukup marak sebab segmen kelas ini ramai dibanjiri oleh tuner pemula.
Begitu juga dengan korekan yang diaplikasi, banyak bertebar korekan
manual tech. Seperti halnya rombakan karbu, memperbesar diameter
silinder skep berikut mengganti skep yang lebih besar.
Prinsip
rombakan ini ditujukan untuk meningkatkan tekanan positip udara yang
masuk ke venturi karbu, untuk memaksimalkan debit gas segar saat tekanan
negatif mulai menurun di 6000 rpm ke atas. Tapi, ingat saat
membesarkan diameter silinder skep, perhatikan sisa ketebalan dinding
silinder skep serta kekuatannya. Minimal ketebalan silinder skep
sisahkan 2 mm – 2,5 mm.
Kemudian untuk diameter skep, dapat disok
dengan stainless steel, sesuai dengan pembesaran silinder skep. Dan
rumor yang terjadi di kelas ini, karbu orsi masih bertaji saat
diaplikasi. Sebab, tekanan negatif mesin yang dibutuhkan karbu saat
mendongkrak gasingan bawah lebih bagus. Sementara spek karbu 28 mm ex
NSR SP atau KRR 150, kurang bagus di gasingan bawah.
BENAHI POWER DI PUTARAN ATAS
Vibra pada as kruk kalau dikonversi ke langkah piston, posisi TMA
piston jadi sering mengalami perubahan. Sehingga, kurva rambatan power
mesin cenderung lambat saat di atas 7000 rpm. Efek dari kualitas
pembakaran yang berubah-rubah. Selain itu, juga menyebabkan BHP
bertambah, dikarenakan gesekan bearing as kruk tak merata.
Dan
penyimpangan keolengan as kruk memang wajar terjadi di kompetisi drag
bike. Cuman, sayang pembenahan vibra dan balancing as kruk jarang masuk
di estimasi korekan. Tapi, mulai sekarang lebih baik periksakan ke
bengkel bubut spesial senter as kruk.
Dan as kruk standar bawaan
pabrik, sesuai data pengukuran angka penyimpangan toleransi keolengan
dihasilkan cuman 0,03 mm. Dan penyimpangan kisaran angka 0,03 mm,
putaran mesin bekerja halus.
Jadi untuk menyenternya, dapat
diperiksa dengan Dial Test Indicator (DTI) dan V-Block. Dan saat
menyenter as kruk, usahakan bearing kanan kiri lebih baik pasang yang
baru. Agar ketika diukur dengan DTI, dapat dihasilkan data tingkat
keolengan as kruk yang akurat.
UP GRADE KNALPOT CBU NINJA 150
Lewat langkah riset atau ujicoba, maka dapat diperoleh data setting
yang lebih baik. Tentu saja, melalui berbagai perubahan dan kembali
dilakukan test ulang. Sehubungan hal tersebut, maka modifikasi pada
konstruksi knalpot CBU Ninja 150 yang berlaga di kelas Sport 2 Tak
Tune-up s/d 155 cc, mulai marak dilakukan.
Jadi secara basis
produk AHM Malaysia serta selevelnya, hanya punya satu pilihan atau
ukuran saja. Cuman, kadang nggak sesuai dengan karakter mesin. Dari
dasar ini, tuner yang biasa berlaga di kelas ini, biasa mencomot cuman
silincernya saja yang dengan pertimbangan material lebih bagus.
Dari
pertimbangan itu, diameter pipa leher knalpot dan volume perut
diperbaiki, untuk memaksimalkan turbulensi. Jadi mulai dari pipa leher
knalpot, ada dua versi ukuran. Dapat memakai 39 mm atau 37-38 mm. Sedang
sudut diffuser juga diubah, seperti model 3V3 dengan sudut lebih
landai.
Kalau bagian perut juga ikut diperbesar, bahkan diklaim volumenya
lebih besar 50 persen dari orsinya. Kalau diukur keliling dengan benang,
maka bagian terbesar berdiameter hingga 38,5 cm. Bagaimana dengan
silincer dan sarangan ? Panjang silincer diseting 28 cm, sedang diameter
sarangan 26 mm dengan panjang 28 cm. Prinsip dari perubahan desain
knalpot ini, juga berdasar dari suhu udara serta perbandingan gigi rasio
bawaan pabrik yang dominan diaplikasi di gigi 4, 5 dan 6.
GIGI RASIO CUSTOM LOKAL SATRIA F 150
Beberapa kelas di balap dragbike yang mengandalkan kudapacu Suzuki
Satria F 150 dan terbukti semakin banyak digemari. Menjamur di berbagai
daerah. Mulai kategori Bebek 4 tak Tune-up s/d 200 cc, OMR Satria F 150
ataupun yang bertarung di FFA 4 Tak s/d 250 cc.
Menarik
dicermati, bahwa sebagian besar pengguna kudabesi Satria F setia
mengandalkan gigi rasio custom gawean lokal. Tentu saja, nilai lebih
dari rasio custom lokal dapat memesan rasio sesuai dengan spesifikasi
korekan yang kita aplikasi. Cuman membutuhkan waktu kisaran 2 minggu
sampai 1 bulan, sebab bahan rasio yang akan dicangkok biasa diburu lebih
dulu di pasar loak.
Dan ketika meninjau hitungan gigi rasio
Thailand ternyata banyak persamaan. Yaitu 32-13 (I), 26-16 (II), 25-19
(III), 22-21 (IV) dan 23-25 (VI). Sampai disini, jelas bahwa angka rasio
Thailand tadi tak ada pilihan lainnya.
Maka, kondisi seperti
ini tentu mempersulit tuner, sehingga berlanjut ke riset ulang
perbandingan gigi rasio. Untuk kategori s/d 200 cc, yang ramai
diaplikasi memiliki perbandingan 28-14 (I), 24-16 (II) dan 23-22 (V).
Bawaannya lebih jinak, tapi speed lebih jalan, cuman butuh dipanteng di
atas 5000 rpm.
Versi lain, perbandingannya 29-14 (I), 25-16 (II),
22-21 (V) dan 22-25 (VI). Kalau perbandingan yang ini, alternatif
diaplikasi buat seting perbandingan kompresi tinggi yang masih bertahan
dengan BBM jenis Avgas.
P A R A T U N E R
BOYRENX
Jl. Kendangsari Gg. SD Inpress, Surabaya (0857 331 295 55)
SAMSUL AKHMADI
Jl. Prapen 2, Surabaya (081 550 389 66)
KACONG
Jl. Koro Rt. 02 Rw. 04 Kelurahan Bumiayu Kec. Kedung Kandang, Malang, (081 333 904 441)
MLETHIZ
Sleman, Jogja (081 726 0601)
MBENDHOEL TRD
Perum Pabelan Makmur E10, Salatiga, Jateng (0857 4323 3617)
CIBLEX CREAM PIE
Depok, Maguwoharjo, Jogja (081 5133 48 004)
DENI NOZ
Jl. Maspati, Surabaya 0857 312 74 888
ERWIN FIRDAUS
Jl. Raya Magelang-Jogja (081 125 1175)
HSP MERDEKA MOTOR
Jl. Lingkar Timur Pesona Permata Gading Blok L25 Sidoarjo, (088 190 304 89)
sumber (www.ototrend.com)